Kamis, 11 Maret 2021

DIAGNOSA RESIKO GANGGUAN SIRKULASI SPONTAN (D 0010)

 

A. DIAGNOSA RESIKO GANGGUAN SIRKULASI SPONTAN (D 0010)

1. Definisi :

Berisiko mengaami ketidakmampuan untuk mempertahankan sirkulasi yang adekuat untuk menunjang kehidupan

 

2. Factor resiko :

a.     Kekurangan volume cairan

b.     Hipoksia

c.     Hipotermia

d.     Hipokalemia/hiperkalemia

e.     Hipoglikemia/hiperglikemia

f.      Asidosis

g.     Toksin (mis. Keracunan, overdosis obat)

h.    Tamponade jantung

i.      Tension pneumothorax

j.      Thrombosis jantung

k.     Thrombosis paru (emboli paru)

 

3. Kondisi klinis terkait :

a.     Bradikardi

b.     Takikardi

c.     Syndrome coroner akut

d.     Gagal jantung

e.     Kardiomiopati

f.      Miokarditis

g.     Disritmia

h.    Trauma

i.      Perdarahan (mis. Perdarahan gastrointestinal, ruptur aorta, perdarahan intrakranial)

j.      Keracunan

k.     Overdosis

l.      Tengelam

m.   Emboli paru

 

B. Luaran

1. Definisi

Kemampuan untuk mempertahankan sirkulasi yang adekuat untuk menunjang kehidupan

2. Ekspektasi

Meningkat

3. Kriteria hasil

 

Luaran

Ekspektasi

Kriteria hasil

Ekspektasi

Luaran utama

Sirkulasi spontan

L.02015

Meningkat

Tingkat kesadaran

Meningkat

Menurun

Frekuensi nadi

Menurun

Tekanan darah

Frekuensi napas

Suhu tubuh

Saturasi oksigen

Gambaran EKG aritmia

ETCO2

Produksi urine

Luaran tambahan

Keseimbangan asam basa

L.02009

Meningkat

Tingkat kesadaran

Meningkat

Istirahat

Menurun

Mual

Menurun

Kram otot

Kelemahan otot

Membaik

Frekuensi napas

Membaik

Irama napas

PH

Kadar CO2

Kadar bicarbonate

Kadar fosfat

Kadar natrium

Kadar klorida

Kadar protein

Kadar hemoglobin

Keseimbangan cairan

L.03020

Meningkat

Asupan cairan

Meningkat

Haluran urine

Kelembaban membrane mukosa

Asupan makanan

Menurun

Edema

Meningkat

Dehidrasi

Asites

Konfusi

Membaik

Tekanan darah

Meningkat

Denyut nadi radial

Tekanan arteri rata rata

Membrane mukosa

Mata cekung

Turgor kulit

Berat badan

Keseimbangan elektrolit

L.03021

Meningkat

Serum natrium

Meningkat

Serum kalium

Serum klorida

Serum kalium

Serum magnesium

Serum fosfor

Perfusi gastrointestinal

L.02010

Meningkat

Napsu makan

meningkat

Menurun

Mual

 

Muntah

Nyeri abdomen

Asites

Konstipasi

Diare

Membaik

Bising usus

membaik

Perfusi miokard

L.02011

Meningkat

Gambaran EKG aritmia

Meningkat

Nyeri dada

Diaphoresis

Mual

Muntah

Membaik

Arteri apical

Membaik

Tekanan arteri rata rata

Takikardi

Bradikardi

Denyut nadi radial

Tekanan darah

Fraksi inejksi

Tekanan arteri pulmonal

Cardiac index (CI)

Perfussi perifer

L.02012

Meningkat

Denyut nadi perifer

meningkat

Penyembuhan luka

Sensasi

Menurun

Warna kulit pucat

Menurun

Edema perifer

Nyeri ekstremitas

Parastesia

Kelemahan otot

Keram otot

Bruit femoralis

Nekrosis

Membaik

Pengisian kapiler

Membaik

Akral

Turgor kulit

Tekanan darah sistolik

Tekanan darah diastolik

Tekanan arteri rata rata

Indeks ankle-brachial

Perfusi renal

L.02013

Meningkat

Jumlah urine

Meningkat

Menurun

Nyeri abdomen

Menurun

Mual

Muntah

Distensi abdomen

membaik

Tekanan arteri rata rata

Membaik

Kadar urin nitrogen

Kadar kreatinin plasma

Tekanan darah sistolik

Tekanan darah diastolic

Kadar elektrolit

Keseimbangan asam basa

Bising usus

Fungsi hati

 

 

C. INTERVENSI

l Intervensi Utama

a. Perawatan jantung akut (I.02076)

Definisi :

Mengidentifikasi dan mengelola pasien yang baru mengalami episode ketidak seimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan oksigen miokard

 

Tindakan :

1. Observasi :

a.  Identifikasi karakteristik nyeri dada (meliputi factor pemicu dan Pereda, kualitas, lokasi, radiasi, sekala, durasi, dan frekuensi)

b.  Monitor EKG 12 sadapan untuk perubahan ST dan T

c.  Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi)

d.  Monitor elektrolit yang dapat meningkatkan aritmia (mis. Kalium, magnesium serum)

e.  Monitor enzim jantung (mis. CK, CK-MB, troponin T, troponin I)

f.   Monitor saturasi oksigen

g.  Identifikasi stratilikasi pada syndrome coroner akut (mis. TIMI, killp, crusade)

 

2. Terapeutik :

a.  Pertahankan tirah baring minimal 12 jam

b.  Pasang akses intravena

c.  Puasakan hingga bebas nyeri

d.  Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi ansietas dan stres

e.  Sediakan lingkugan yang kondusif untuk beristirahat dan pemulihan

f.   Siapkan menjalani intervensi coroner perkutan, jika perlu

g.  Berikan dukungan emosional dan spiritual

 

3. Edukasi :

a. Anjurkan segera melaporkan nyeri dada

b. Anjurkan menghindari manuver valsava (mis. Mengedan saat BAB, atau batuk

c.  Jelaskan tindakan yang dijalani pasien

d. Ajarkan teknik menurunkan kecemasan dan ketakutan

 

4. Kolaborasi

a.   Kolaborasi pemberian antiplatelet, jika perlu

b.   Kolaborasi pemberian antianginal (mis. Nitrogliserin, betabloker, calsium channel blocker)

c.   Kolaborasi pemberian morfin, jika perlu

d.   Kolaborasi pemberian inotropic, jika perlu

e.   Kolaborasi pemberian obat untuk mencegah manufer valsava (mis. Pelunak tinja, antiemetic)

f.    Kolaborasi pencegahan thrombus dengan antikoagulan jika perlu

g.   Kolaborasi pemeriksaan x-ray dada, jika perlu

 

b. Pertolongan pertama (I.02080)

Definisi :

Memberikan penanganan dasar dan segara pada kondisi kegawatdaruratan baik dengan alat maupun tanpa alat

 

Tindakan :

1. Observasi :

a. Identifikasi keamanan penolong, pasien dan lingkungan

b. Identifikasi respon pasien dengan AVPU (alert, verbal, pain, unresponsive)

c. Monitor tanda tanda vital

d. monitor karakteristik luka (mis. Drainase, warna, ukuran, bau)

 

2. Terapeutik :

a. Meminta perolongan, jika perlu

b. Lakukan RICE (rest, ice, compression, elevation) pada cidera otot ekstermitas

c. Lakukan penghentian perdarahan (mis. Penekanan, balut tekan, pengaturan posisi)

d. Bersihkan kulit dari racun atau bahan kimia yang menempel dengan sabun dan air mengalir

e. Lepaskan sengatan dari kulit

f. Lepaskan sengatan serangga dari kulit mengunakan pinset atau alat yang sesuai

 

3. Edukasi :

a. Ajarkan teknik perawatan luka

4. Kolaborasi

a. Kolaborasi pemberian obat obatan (mis. Antibiotic profilaksis, vaksin, antihistamin, antiinflamasi, dan analgetik), jika perlu

 

·  Intervensi pendukung

a.   Kateterisasi urine (I.04148)

Definisi :

Memasukan selang kateter urine kedalam kandung kemih

 

Tindakan :

1. Observasi :

a.  Periksa kondisi pasien (mis. Kesadaran, tanda tanda vital, daerah perineal, distensi kandung kemih, inkontensia urine, reflek berkemih)

 

2. Terapeutik :

a. Siapkan peralatan, bahan bahan dan ruang tindakan

b. Siapkan pasien: bebaskan pakaian bawah dan posisikan dorsalrekumben (untuk wanita) dan supine (untuk laki laki)

c.  Pasang sarung tangan

d. Bersihkan daerah perineal atau preposium dengan cairan NACL atau aquades

e. Lakukan insersi kateter urine dengan menerapkan prinsip aseptik

f.  Sambungkan kateter urine dengan urine bag

g. Isi balon dengan NACL 0,9% sesuai anjuran pabrik

h. Fiksasi selang kateter di simpisis atau dipaha

i.   Pastikan kantung urine ditempatkan lebih rendah dari kandung kemih

j.  Berikan label waktu pemesangan

 

3. Edukasi :

a. jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan kateter urine

b. anjurkan menarik napas saat insersi selang kateter

 

b.  Manajeman cairan (I.12369)

Definisi :

Mengidentifikasi dan mengelola keseimbangan cairan dan mencegah komplikasi akibat ketidakseimbangan cairan

 

Tindakan :

1. Observasi :

a.  Monitor status hidrasi (mis: frekuensi nadi, akral, pengisian kapiler, kelembapan mukosa, turgor kulit, tekanan darah)

b.  Monitor berat badan harian

c.  Monitor berat badan sebelum dan sesudah dialisis

d.  Monitor hasil pemerksaan laboratorium (mis:hematokrit, Na, K, CI, berat jenis urine, BUN)

e.  Monitor status hemodinamik (mis: MAP, CVP, PAP, PCWP jika tersedia)

 

2. Terapeutik :

a.  Catat intake-output dan hitung balance cairan 24 jam

b.  Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan

c.  Berikan cairan intravena, jika perlu

 

3. Kolaborasi :

a.  Kolaborasi pemberian diuretic, jika perlu

 

C.  Insersi intravena (I.02030)

Definisi :

Melakukan kanulasi dengan jarum kepembuluh darah perifer untuk pemberian cairan, darah, atau obat obatan

 

Tindakan :

1. Observasi :

a.  Identifikasi vena yang akan diinsersi

b.  Identifikasi masalah pembekuan darah atau konsumsi obat yang mempengaruhi pembekuan darah

 

2. Terapeutik :

a.  Atur posisi senyaman mungkin

b.  Pertimbangkan factor pemilihan pembuluh darah vena (mis: usia, tujuan insersi vena, pembuluh darah lurus, jauh dari persendian, kondisi ekstermitas)

c.  Hindari memilih lokasi yang terdapat fistula atau shunt arteriovenosa, atau kontraindikasi cannulation (mis: limfedema, mastektomi, limfektomi)

d.  Pilih jenis jarum yang sesuai, berdasarkan tujuan

e.  Berikan analgesic topical, jika perlu

f.   Pasang torniket 3 sampai 4 inci diatas tempat tusukan

g.  Bersihkan area dengan disinfektan

h. Masukan jarum dengan prosedur, gunakan jarum dengan fitur pencegah cidera

i.   Tentukan penempatan yang benar dengan mengamati daerah diruang flash atau dalam tabung

j.   Buka torniket sesegera mungkin

k.  Pastikan plaster terpasang dengan aman

l.   Sambungkan kateter intravena ke tabung infus

m. Berikan plaster tranparan ditempat kanulasi IV, jika tersedia

n. Berikan label IV dengan tanggal dan waktu

o. Pertahankan kewaspadaan universal

 

3. Edukasi :

a.  Jelaskan tuuan dan prosedur pada pasien

b.  Anjurkan tidak mengeraakan tubuh saat dilakukan insersi

c.  Anjurkan membuka dan menutup tangan beberapakali, jika perlu

d.  Anjurkan orang tua memegang dan menenangkan anak, jika perlu

 

D.  Manajeman jalan napas (I.01011)

Definisi :

Mengidentifikasi dan mengelola kepatenan jalan napas

 

Tindakan :

1. Observasi :

a.   Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)

b.   Monitor bunyi napas tambahan (mis: gurgling, mengi, wheezing, ronkhi kering)

c.   Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)

 

2. Terapeutik :

a.   Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika curiga trauma servikal)

b.   Posisikan semifolwer atau fowler

c.   Berikan minuman hangat

d.   Lakukan fisioterapi dada, jika perlu

e.   Lakukan penghisapan lender kurang dari 15 menit

f.    Lakukan hiperoksigenasi sbelum penghisapan endotrakeal

g.   Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep MCGill

h.   Berikan oksigen, jika perlu

 

3. Edukasi :

a.   Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi

b.   Ajarkan teknik batuk efektif

 

4. kolaborasi

  a. Kolaborasi pemberian bronkodilator, mukolitik, jika perlu

 

  

E.   Pemantauan tanda vital (I.02060)

Definisi :

Mengumpulkan dan menganalisa data hasil pengukuran fungsi vital cardiovaskuler, pernapasan dan suhu tubuh

Tindakan :

1. Observasi :

a.   Monitor tekanan darah

b.   Monitor nadi (frekuensi, kekuatan, irama)

c.   Monitor pernapasan (frekuensi, kedalaman)

d.   Monitor suhu

e.   Monitor oksimetri nadi

f.    Monitor tekanan nadi (selisih TDS dan TDD)

g.   Identifikasi penyebab perubahan tanda tanda vital

 

2. Terapeutik :

a.   Atur interval pemantauan sesuai kondisi pasien

b.   Dokumentasikan hasil pemantauan

 

3.    Edukasi :

a.   Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan

b.   Informasikan hasil pemantauan, jika perlu

 

 

indra gunawan

sumber: (SDKI edisi I cetakan III revisi) (SLKI edisi I cetakan II) (SIKI edisi I cetakan II)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pemberian Injeksi Intramuskular (Definisi, Tujuan, Lokasi, Indikasi, Kontraindikasi, Perhatian, Keuntungan, Obat, SOP)

  Pemberian Injeksi Intramuskular / IM (Definisi, Tujuan, Lokasi, Indikasi, Kontraindikasi, Perhatian, Keuntungan, Obat, SOP)   A. PENGE...