Pemberian Injeksi Intramuskular / IM (Definisi, Tujuan, Lokasi, Indikasi, Kontraindikasi, Perhatian, Keuntungan, Obat, SOP)
A. PENGERTIAN
Injeksi intramuskuler ( IM ) adalah pemberian obat / cairan dengan cara dimasukkan langsung ke dalam otot (muskulus). Lokasi penyuntikan dapat dilakukan pada daerah paha (vastus lateralis) dengan posisi ventrogluteal (posisi berbaring), dorsogluteal (posisi tengkurap), atau lengan atas (deltoid), paha bagian depan (Rectus Femoris), daerah ventro gluteal (M. Gluteus Medius).
B. TUJUAN PEMBERIAN INJEKSI INTRAMUSKULAR
Pemberian obat dengan intramuskular agar absorpsi obat lebih cepat habis dengan pemberian secara subkutan karena lebih banyak suplai darah di otot tubuh .
Untuk memasukkan dalam jumlah yang lebih besar obat yang diberikan melalui subcutan.
Pemberian dengan cara ini juga dapat mencegah atau mengurangi iritasi obat . Namun perawat harus nerhati-hati dalam melakukan injeksi secara intramuscular karena cara ini dapat menyebabkan luka pada kulit dan rasa nyeri dan rasa takut pad pasien.
C. LOKASI INJEKSI INTRAMUSKULAR
1. Paha (vastus lateralis) , Posisi klien terlentang dengan lutut agak fleksi. Area ini terletak di antara sisi median anterior dan sisi midlateral paha. Otot vastus lateralis biasanya tebal dan tumbuh secara baik pada orang dewasa dan anak-anak. Bila melakukan penyuntikan pada bayi disarankan menggunakan area ini karena pada area ini tidak terdapat serat saraf dan pembuluh darah besar. Area yang diinjeksi disarankan pada 1/3 bagian yang tengah. Area ini ditentukan dengan cara membagi area antara trokanter mayor hingga dengan kondila femur lateral menjadi 3 bagian, lalu pilih area tengah untuk injeksi injeksi. Untuk melakukan injeksi ini pasian dapat diatur miring atau duduk.
A. Pada orang dewasa m. vastus lateralis terletak pada sepertiga tengah paha bagian luar. Pada bayi atau orang tua, kadang-kadang kulit diatasnya perlu ditarik atau sedikit dicubit untuk membantu jarum mencapai kedalaman yang tepat.
B.
Indikasi : - Bayi dan anak-anak
C.
Dosis obat 1 – 4 ml (1 – 3 ml u/ bayi)
D.
Langkah :
1.
Posisikan os teleentang atau duduk.
2.
Temukan trochanter terbesar dan kondilus femur lateral. Area penyuntikan : 1/3 bagian tengah dan aspek antero lateral paha.
3.
Volume ideal antara 1 – 5 ml (untuk bayi 1 – 3 ml).
2. Ventrogluteal
Posisi klien berbaring miring, teleentang, atau telentang dengan lutut atau panggul miring dengan tempat yang diinjeksi fleksi. Area ini juga disebut area von hoehstetter. Area ini paling banyak dipilih untuk diinjeksi muskuler karena pada area ini tidak terdapat pembuluh darah dan saraf besar. Area ini jauh dari anus sehingga tidak atau kurang terkontaminasi.
A.
Indikasi : - Orang dewasa dan anak-anak
B.
Dosis obat 1 – 3 cc, 20 – 23 gauge, jarum 1 – ½ inci.
C.
Langkah :
1.
Posisikan os teleentang ke samping
2.
Letakan tangan kanan anda pada pinggul kiri pasien pada trochanter mayor atau sebaliknya, posisikan jari telunjuk sehingga menyentuh SIAS (Spina Iliaca Anterior Superior). Kemudian gerakkan jari tengah anda sejauh mungkin menjauhi jari telunjuk sepanjang crista iliaca. Maka jari telunjuk dan jari tengah anda akan membentuk huruf V. Suntikan jarum ditengah-tengah huruf V, maka jarum akan menembus M.Gluteus Medius.
3.
Volume membaik ideal antara 1 – 4 ml
3.
Lengan atas (deltoid) , Posisi klien duduk atau berbaring datar dengan lengan bawah fleksi tetapi rileks menyilangi perut atau pangkuan. Area ini dapat ditemukan pada lengan atas bagian luar. Area ini jarang digunakan untuk injeksi intramuskular karena mempunyai resiko besar terhadap bahaya tertusuknya pembuluh darah, mengenai tulang atau saraf saraf. Cara sederhana untuk menentukan lokasi pada deltoid adlah letakkan dua jari secara vertikal dib awah akromion dengan jari yang di atas akromion. Lokasi injeksi adalah 3 jari dibawah akromion.
A.
Mudah dan dapat dilakukan pada berbagai posisi. Namun kekurangannya adalah area penyuntikan kecil, jumlah obat yang ideal (antara 0,5 – 1 mm).
B.
Jarum disuntikan kurang lebih 2,5 cm tepat dibawah tonjolan akromion.
C.
Organ penting yang mungkin terkena adalah arteri brachialis atau nervus radialis. Hal ini terjadi apabila kita menyuntik terlalu jauh ke bawah.
D.
Minta pasien untuk meletakkan tangan di pinggul, dengan demikian tonus ototnya akan berada pada kondisi yang mudah disuntik dan dapat mengurangi nyeri.
4.
Dorsoglutel
Dalam melakukan injeksi dorsogluteal, perawat harus teliti dan hati-hati sehingga injeksi tidak mengenai saraf skiatik dan pembuluh darah. Lokasi ini dapat digunakan pada orang dewasa dan anak di atas usia 3 tahun, lokasi ini tidak boleh digunakan pada anak di bawah 3 tahun karena kelompok usia ini otot dorsogluteal belum berkembang. Salah satu cara menentukan lokasi dorsogluteal adalah membagi area glutael menjadi kuadran-kuadran. Area glutael tidak terbatas hanya pada bokong saja tetapi memanjang ke arah Kristal iliaka. Area yang diinjeksikan dipilih pada area kuadran luar atas.
Perlu diingat :
A.
Paling mudah dilakukan, namun angka terjadinya komplikasi paling tinggi.
B.
Hati-hati terhadap nervus sciatus dan arteri glutea superior.
C.
Volume penyusutan ideal adalah antara 2-4 ml.
D.
Mintalah pasien berbaring ke samping dengan lutut sedikit fleksi.
e.
Indikasi : dosis 1 – 3 cc, (≤ 5 cc), 20 – 23 gauge, 1 – ½ inch jarum, sudut 90⁰
F.
KI : anak < 2 tahun atau os berbadan kurus
5.
Rectus femoris , Pada orang dewasa, m. rectus femoris terletak pada sepertiga tengah paha bagian depan. Pada bayi atau orang tua, kadang-kadang kulit di atasnya perlu ditarik atau sedikit dicubit untuk membantu jarum mencapai kedalaman yang tepat. Volume yang diinjeksikan ideal antara 1-5 ml (untuk bayi antara 1-3 ml). Lokasi ini jarang digunakan, namun biasanya sangat penting untuk melakukan auto-injection, misalnya pasien dengan riwayat alergi berat biasanya menggunakan tempat ini untuk menyuntikkan suntikan steroid yang mereka bawa kemana-mana.
D. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI INJEKSI INTRAMUSKULAR
1.
Indikasi :
Bisa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saraf besar di bawahnya.
2.
Kontraindikasi
Infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saraf besar di bawahnya.
E. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SAAT MELAKUKAN INJEKSI INTRAMUSKULAR
Pemberian obat secara injeksi dapat berfungsi sebagaimana mestinya, maka kita harus memperhatikan beberapa hal berikut ini :
1.
Tempat diinjeksi.
2.
Jenis spuit dan jarum yang digunakan
3.
Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
4.
Kondisi atau penyakit klien.
5.
Obat yang tepat dan benar.
6.
Dosis yang diberikan harus tepat.
7.
Pasien yang tepat.
8.
Cara atau rute pemberian obat harus tepat dan benar.
F. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN INJEKSI INTRAMUSKULAR
1.
Keuntungan :
A.
Tidak diperlukan keahlian khusus
B.
Dapat dipakai untuk pemberian obat larut dalam minyak
C.
Absorbsi cepat obat larut dalam air
2.
Kerugian :
A.
Rasa sakit
B.
Tidak dapat dipakai pada gangguan bekuan darah
C.
Bioavibilitas berfariasi.
D.
Obat dapat menggumpal pada lokasi penyuntikan
G. GOLONGAN OBAT YANG TERMASUK DALAM INJEKSI INTAMUSKULAR
Contoh Obat yang sering diinjeksikan dengan cara intramuskular / IM adalah:
1.
Metoklopramid
2.
Kodein
3.Suntikan
KB
4.
Vaksin
5.
Suspensi Penisilin
6.
Hormon Kelamin
H. SOP PEMBERIAN OBAT MELALUI INJEKSI INTRAMUSKULAR (IM)
1.Alat
dan bahan :
A.
Sarung tangan 1pasang
B.
Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
C.
3. Semprit dan Jarum steril 1 (21-23G dan panjang 1 – 1,5 inci untuk dewasa; 25- 27 G dan panjang 1 inci untuk anak-anak)
D.
Bak spuit 1
e.
Kapas alkohol dalam kom (secukupnya)
F.
Perlak dan pengalas
G.
Obat sesuai program terapi
H.
Bengkok 1
Saya.
Buku injeksi/daftar obat
2.
Cara Kerja :
A.
Siapkan peralatan ke dekat pasien
B.
Pasang sketsel atau tutup tirai untuk menjaga privasi pasien
C.
Cuci tangan
D.
Gunakan sarung tangan
e.
Kaji adanya alergi
F.
kebencian pasien dengan prinsip 5 B (Benar obat, dosis,pasien, cara pemberian dan waktu)
G.
Memberitahukan tindakan yang akan dilakukan
H.
Pasang perlak dan pengalas dibawah daerah yang akan diinjeksi
Saya.
Posisikan pasien dan bebaskan daerah yang akan dipisahkan dari pakaian pasien
J.
Mematahkan ampul dengan kikir
k.
Memakai handscoon dengan baik
l.
Memasukkan obat ke dalam spuit sesuai dengan saran dokter dengan teknik septic dan aseptic
M.
Menentukan daerah yang akan disuntik
1.
Pada Daerah Lengan Atas (Deltoid)
2.
Pada Daerah Dorsogluteal (Gluteus Maximus)
3.
Pada Daerah Ventro Gluteal (M. Gluteus Medius)
4.
Pada Daerah Paha Bagian Luar (Vastus Lateralis)
5.
Pada Daerah Paha Bagian Depan (Rectus Femoris)
N.
mengganti pengalas dibawah daerah yang akan disuntik
Hai.
Desinfeksi dengan kapas alkohol pada tempat yang akan diisi injeksi.
P.
Angkat kulit sedikit dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri (tangan yang tidak dominan)
Q.
Tusukkan jarum ke dalam otot dengan jarum dan kulit membentuk sudut 90o
R.
Lakukan aspirasi yaitu tarik penghisap sedikit untuk memeriksa apakah jarum sudah masuk ke dalam pembuluh darah yang ditandai dengan darah masuk ke dalam tabung spuit (saat aspirasi jika ada darah berarti jarum mengenai pembuluh darah, maka cabut segera spuit dan ganti dengan spuit dan obat yang baru). Jika tidak keluar darah maka masukkan obat secara perlahan-lahan
S.
Tarik jarum keluar setelah obat masuk (pada saat menarik jarum keluar tekan bekas kerugian dengan kapas alcohol agar darah tidak keluar)
T.
Lakukan masase pada tempat bekas skor (pada injeksi isi KB maka daerah bekas injeksi tidak boleh dilakukan masase, karena akan mempercepat reaksi obat, sehingga menurunkan efektifitas obat.
kamu
Rapikan pasien dan bereskan alat (spuit diisi dengan larutan klorin 0,5% sebelum dibuang)
v.
Lepaskan sarung tangan rendam dalam larutan klorin
w.
Cuci tangan
I. DAFTAR PUSTAKA :
Abdullah. (2014).Kebutuhan dasar Manusia Untuk Keperawatan.Jakarta: Trans Info Media.
Ganiswara, SG 2003. Farmakologi dan Terapi Edisi 4. Jakarta : FKUI.
Mc Evoy et.al. (2005) Informasi Obat, American Society of Health System Apoteker, Wisconsin,
Rute untuk Administrasi Obat. (2003) Lampiran Panduan Perawatan Darurat . Kesehatan Manitoba.




Tidak ada komentar:
Posting Komentar