A. DIAGNOSA
1. Definisi
Disfungsi eliminasi urin
2. Penyebab :
a. Penurunan kapasitas kandung
kemih
b. Iritasi kandung kemih
c. Penurunan kemampuan
menyadari tanda tanda gangguan kandung kemih
d. Efektindakan medis dan
diagnostic (mis: operasi ginjal, operasi saluran kemih, anestesi dan obat
obatan)
e. Kelemahan otot pelvis
f. Ketidakmampuan mengakses
toilet (mis: immobilisasi)
g. Hambatan lingkingan
h. Ketidakmampuan
mengkomunikasikan kebutuhan eliminasi
i. Outlet kandung kemih tidak
lengkap (mis: anomaly saluran kemih kongenital)
j. Imaturitas (pada anak usia
< 3 thn)
3. Gejala
dan tanda mayor
|
Subjektif |
Objektif |
|
1. Desakan berkemih (urgensi) 2. Urin menetes ( dribbling) 3. Sering buang air kecil 4. Nokturia 5. Mengompol 6. Enuresis |
1. Distensi kandung kemih 2. Berkemih tidak tuntas (hesitancy) 3. Volume residu urin meningkat |
4. Gejala dan
tanda minor
|
Subjektif |
Objektif |
|
(tidak tersedia) |
(tidak tersedia) |
5. Kondisi klinis terkait
a. Infeksi ginjal dan saluran kemih
b. Hiperglikemia
c. Trauma
d. Kanker
e. Cidera/tumor/infeksi medulla spinalis
f. Neuropati diabetikum
g. Neuropati alkoholik
h. Stroke
i. Parkinson
j. Skelori multiple
k. Obat alpha adenergik
B. Luaran
1. Definisi
Pengosongan kandung kemih yang lengkap
|
Luaran |
Ekspektasi |
Kriteria hasil |
ekspektasi |
|
Luaran utama Eliminasi urin L.04034 |
Meningkat |
Sensasi berkemih |
Meningkat |
|
Menurun |
Desakan berkemih (urgensi) |
Menurun |
|
|
Distensi kandung kemih |
|||
|
Berkemih tidak tuntas
(hestitancy) |
|||
|
Volume residu urine |
|||
|
Urine menetes (dribbling) |
|||
|
Nokturia |
|||
|
Mengompol |
|||
|
Enuresis |
|||
|
Dysuria |
|||
|
Auria |
|||
|
Membaik |
Frekuensi BAK |
Membaik |
|
|
Karakteristik urine |
|||
|
Luaran pendukung Kontinensia urine L.04036 |
Meningkat |
Kemampuan berkemih |
Meningkat |
|
Menurun |
Nokturia |
Menurun |
|
|
Residu volume urin setelah
berkemih |
|||
|
Distensi kandung kemih |
|||
|
Dribbling |
|||
|
Hesitancy |
|||
|
Enuresis |
|||
|
Verbalisasi pengeluaran
urine |
|||
|
Membaik |
Frekuensi berkemih |
Membaik |
|
|
Sensasi berkemih |
|||
|
Kontrol gejala L.1412 |
Meningkat |
Kemampuan memonitor
munculnya gejala secara mandiri |
Meningkat |
|
Kemampuan monitor lama
bertahanya gejala |
|||
|
Kemampuan monitor
keparahan gejala |
|||
|
Kemampuan monitor
frekuensi gejala |
|||
|
Kemampuan monitor variasi
gejala |
|||
|
Kemampuan melakukan
tindakan pencegahan |
|||
|
Kemampuan melakukan tindakan
mengurangi gejala |
|||
|
Mendapatkan perawatan
kesehatan saat gejala bahaya muncul |
|||
|
Kemampuan mengunakan
sumber sumber daya yang tersedia |
|||
|
Mencata hasil pemantauan
gejala |
|||
|
Kemampuan melaporkan
gejala |
|||
|
Status neurologis L.06053 |
Meningkat |
Tingkat kesadaran |
Meningkat |
|
Reaksi pupil |
|||
|
Orientasi kognitif |
|||
|
Status kognitif |
|||
|
Control motoric pusat |
|||
|
Fungsi sensorik kranial |
|||
|
Fungsi sensorik spinal |
|||
|
Fungsi motoric kranial |
|||
|
Fungsi motoric spinal |
|||
|
Fungsi otonom |
|||
|
Komunikasi |
|||
|
Menurun |
Sakit kepala |
Menurun |
|
|
Frekuensi kejang |
|||
|
Hipertemia |
|||
|
Diaphoresis |
|||
|
Pucat |
|||
|
Kongesti konjungtiva |
|||
|
Kongesti nasal |
|||
|
Parastesia |
|||
|
Sensai logam dimulut |
|||
|
Syndrome horner |
|||
|
Pandangan kabur |
|||
|
Penile erection |
|||
|
Membaik |
Tekanan darah sistolik |
Membaik |
|
|
Frekuensi nadi |
|||
|
Ukuran pupil |
|||
|
Gerakan mata |
|||
|
Pola napas |
|||
|
Pola istirahat tidur |
|||
|
Frekuensi napas |
|||
|
Denyut jantung apical |
|||
|
Denyut nadi radialis |
|||
|
Reflek pilomotorik |
|||
|
Tingkat infeksi L.14137 |
Meningkat |
Kebersihan tangan |
Meningkat |
|
Kebersihan badan |
|||
|
Nafsu makan |
|||
|
Menurun |
Demam |
Menurun |
|
|
Kemerahan |
|||
|
Nyeri |
|||
|
Bengkak |
|||
|
Vesikel |
|||
|
Cairan berbau busuk |
|||
|
Sputum berwarna hijau |
|||
|
Drainase purulent |
|||
|
Pyuria |
|||
|
Periode malaise |
|||
|
Periode mengigil |
|||
|
Letargi |
|||
|
Membaik |
Kadar sel darah putih |
Membaik |
|
|
Culture darah |
|||
|
Culture urine |
|||
|
Kulture are luka |
|||
|
Culture feses |
|||
|
Culture sputum |
|||
|
Kadar sel darah putih |
C. Intervensi utama
1. Dukungan perawatan diri: BAB/BAK (I.11349)
Definisi
Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan buang air kecil (BAK) dan air besar
(BAB)
Tindakan:
a. Observasi
1) Identifikasi
kebiasaan BAK dan BAB sesuai dengan usia
2) Monitor
integritas kulit pasien
b. Terapeutik
1) Buka pakaian yang
diperlukan untuk mempermudah eliminasi
2) Dukung
pengunaan toilet/commode/pispot/urinal secara konsisten
3) Jaga privasi
selama eliminasi
4) Ganti pakaian
pasien setelah elimnasi
5) Bersihkan alat
bantu BAK/BAB setelah digunakan, jika perlu
6) Latih BAB/BAK
sesuai jadwal, jika perlu
7) Sediakan alat
bantu (mis: kateter eksternal, urinal)
c. Edukasi
1) Anjurkan
BAB/BAK secara rutin
2) ]Anjurkan
kekamar mandi/toilet, jika perlu
2. Manajeman elimnasi urine (I.01014)
Definisi
Mengidentifikasi dan megelola gangguan pola eliminasi urine
Tindakan
a. Observasi
1) Identifikasi
gejala dan retensi atau inkontinensia urin
2) Identifikasi
factor yang menyebabkan retensi atau inkontinensia urine
3) Monitor
eliminasi urine (mis: frekuensis, konsistensi, aroma, volume dan warna)
b. Terapeutik
1) Catat waktu
waktu haluran berkemih
2) Batasi asupan
cairan, jika perlu
3) Ambil sampel
urin tengah (midstream) atau culture
c. Edukasi
1) Ajarkan tanda
dan gejala infeksi saluran kemih
2) Ajar mengukur
asupan cairan dan haluaran urine
3) Ajarkan
mengambil specimen urine midstream
4) Ajarkan
mengenali tanda berkemih dan waktu yang tepat untuk berkemih
5) Ajarkan terapi
modalitas penguatan otot otot panggul/berkemih
6) Anjurkan minum
yang sukup bila tidak ada kontraindikasi
7) Anjurkan
mengurangi minum menjelang tidur
d. Kolaborasi
1) Kolaborasi
pemberian obat supositoria, jika perlu
D. Intervensi pendukung
1. Dukungan kepatuhan program pengobatan (I.12361)
Definisi
Memfasilitasi ketepatan dan keteraturan menjalani program pengobatan
yang sudah ditentukan
Tindakan
a. Observasi
1) Identifikasi
kepatuhan menjalani program pengobatan
b. Terapeutik
1) Buat komitmen
menjalani program pengobatan dengan baik
2) Buat jadwal
pendampingan keluarga untuk bergantian menemani pasien selama menjalani program
pengobatan
3) Dokumentasikan
aktivitas selama menjalani proses pengobatan
4) Diskusikan hal
hal yang dapat mendukung atau menghambat jalanya program pengobatan
5) Libatkan
keluarga untuk mendukung program
c. Edukasi
1) Informasikan
program pengobatan yang harus dijalani
2) Informasikan
manfaat yang akan diperoleh jika teratur dalam menjalani program pengobatan
3) Anjurkan
keluarga untuk mendampingi dan merawat pasien selama enjalani program
pengobatan
4) Anjurkan pasien
dan keluarga melakukan konsultasi kepelayanan kesehatan terdekat, jika perlu
2. Edukasi berat badan efektif (I.12365)
Definisi
Memberikan informasi tentang berat badan dan persentase lemak tubuh yang
optimal
Tindakan
a. Observasi
1) Identifikasi
kesiapan dan kemampuan menerima informasi
b. Terapeutik
1) Sediakan materi
dan media edukasi
2) Jadwalkan
pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3) Berikan
kesempatan pada keluarga untuk bertanya
c. Edukasi
1) Jelaskan
hubungan asupan makanan, latihan, peningkatan dan penurunan berat badan
2) Jelaskan
kondisi medis yang dapat mempengaruhi berat badan
3) Jelaskan resiko
kondisi kegemukan (overweight) dan kurus (underweight)
4) Jelaskan
kebiasaan, tradisi dan budaya, serta factor genetic yang mempengaruhi berat
badan
5) Ajarkan cara mengelola
berat badan secara efektif
3. Edukasi toilet training (I.12458)
Definisi
Menyediakan informasi dan dukungan untuk menentukan kesiapan anak untuk
berkemih secara mandiri dan strategi pendampingan yang digunakan
Tindakan
a. Observasi
1) Identifikasi
kesiapan dan kemampuan menerima informasi
b. Terapeutik
1) Sediakan materi
dan pendidikan Kesehatan
2) Jadwalkan
pendidikan kesehatan sesuai dengan kesepakatan
3) Berikan
kesempatan untuk bertanya
4) Dukung orang
tua agar kreatif dan fleksibel selama proses
c. Edukasi
1) Jelaskan
kesempatan bagi anak mengamati selama proses toileting
2) Jelaskan
informasi terkait yang dibutuh kan orang tua
3) Jelaskan tanda
kesiapan orang tua/keluarga untuk melatih anak berkemih mandiri
4) Anjurkan
mengenalkan anak dengan peralatandan dan proses latihan toilet
5) Ajarkan cara
memberikan pujian atas keberhasilan anak
6) Ajarkan orang
tua mengidentifikasi kesiapan anak untuk berkemih mandiri
7) Ajarkan orang
tua mengidentifikasi kesiapan anak secara psikososial
8) Ajarkan
strategi untuk latihan toilet
9) Ajarkan cara
mengajak anak ketoilet
4. Irigasi kandung kemih (I.04145)
Definisi
Membersihkan atau membilas kandung kemih untuk mencegah bekuan darah, pemberian
obat, hematuria dan mengeluarkan benda asing dari kandung kemih
Tindakan
a. Observasi
1) Monitor keseimbangan
cairan
2) Periksa
aktivitas dan mobilitas (mis: psisi kateter, lipatan kateter)
3) Identifikasi
kateter yang akan digunakan adalah three ways
4) Identifikasi
pasien merawat kateter
5) Identifikasi
order oabt irigasi kandung kemih Kembali
6) Monitor cairan
irigasi yang keluar (mis: bekuan darah, benda asing lainya)
7) Monitor respon
pasien selama dan setelah irigasi kandung kemih
8) Monitor hasil
elektrolit darah
9) Monitor jumlah
cairan intake dan output pada kartu cairan/irigasi
b. Terapeutik
1) Gunakan cairan isotonis
untuk irigasi kandung kemih
2) Jaga privasi
3) Kosongkan
kantung urine
4) Gunakan alat
pelindung diri
5) Lakukan standar
oprasional prosedur dengan teknik aseptic
6) Persiapkan alat
alat yang akan digunakan dengan mempertahankan kesterilan
7) Siaokan cairan
irigasi sesuai kebutuhan
8) Buka dan
disinfeksi akses port kateter dengan swab alcohol
9) Hubungkan set
cairan irigasi ke kateter urine
10) Atur tetesan
cairan irigasi sesuai kebutuhan
11) Pastikan cairan
irigasi mengalir ke kateter, kandung kemih dan keluar ke kantung urine
12) Berikan posisi
nyaman
c. Edukasi
1) Jelaskan tujuan
dan prosedur irigasi kandung kemih
2) Anjurka melapor
jika mengalami keluhan nyeri saat BAK, urine merah dan tidak dapat BAK
5. Kateterisasi urine (I.04148)
Definisi
Memasukan selang kateter urine kedalam kandung kemih
Tindakan
a. Observasi
1) Periksa kondisi
pasien (mis: kesadaran, tanda tanda vital, daerah perianal, distensi kandung
kemih, inkontinensia urine, reflek berkemih)
b. Terapeutik
1) Siapkan
peralatan, bahan bahan dan ruang Tindakan
2) Siapkan pasien,
bebaskan pakaian bagian bawah dan posisikan dorsal rekumben (untuk wanita) dan
supine (untuk laki laki)
3) Pasang sarung
tangan
4) Bersihkan
daearah perianal atau preposium dengan cairan NAcl atau aquades
5) Lakukan insersi
kateter urine dengan menerapkan prinsip aseptic
6) Sambungkan
kateter urine dengan urine bag
7) Isi balon
dengan NaCL 0,9% sesuai anjuran pabrik
8) Fiksasi selang
kateter diatas simpisis atau dipaha
9) Pastikan
kandung urine ditempatkan lebih rendah dari kantung kemih
10) Berikan label
waktu pemasangan
c. Edukasi
1) Jelaskan tujuan
dan prosedur pemasangan kateter urine
2) Anjurkan
menarik napas saat insersi selang kateter
6. Konsultasi (I.12461)
Definisi
Memberikan pertimbangan untukmemecahkan
masalah keperawatan dan Kesehatan yang dialami pasien, keluarga , kelompok atau
komunitas
Tindakan
a. Observasi
1) Identifikasi tujuan konsultasi
2) Identifikasi masalah yang menjadi focus konsultasi
3) Identifikasi harapan semua pihak yang terlibat
4) Identifikasi model konsultasi yang sesuai
5) Identifikasi ekspektasi biaya, jika perlu
b. Terapeutik
1) Fasilitasi kontrak tertulis untuk menentukan
kesepakatan jadwal konsultasi
2) Berikan tanggapan secara professional terhadap
penerimaan atau penolakan ide
3) Fasilitasi memutuskan pilihan alternatif solusi
c. Edukasi
1) Jelaskan masalah yang sedang dihadapi pasien
2) Jelaskan alternatif solusi yang dapat dilakukan oleh
pasien/keluarga
3) Jelaskan keuntungan dan kerugian masing masing solusi
4) Anjurkan meningkatkan kemandirian menyelesaikan
masalah
7. Latihan Otot Panggul (I.07215)
Definisi
Mengajarkan kemampuan menguatkan
otot otot elevator ani dan urogenital melalui kontraksi berulang untuk
menurunkan inkontinensia urine dan ejakulasi dini
Tindakan
a. Observasi
1) Monitor pengeluaran urine
b. Terapeutik
1) Berikan reinforcement positif selama melakukan latihan
dengan benar
c. Edukasi
1) Anjurkan berbaring
2) Anjurkan tidak mengkontraksikan perut, kaki dan bokong
saat melakukan latihan otot panggul
3) Anjurkan menambah durasi kontraksi relaksasi 10 detik
dengan siklus 10-20 kali dilakukan 3-4 kali sehari
4) Ajarkan mengontraksikan sekitar otot uretra dan anus
seperti menahan BAB/BAKselama 5 detik kemudian di kendurkan dan direlaksasikan
dengan siklus 10 deitik
5) Ajarkan mengevaluasi latihan yang dilakukan dengan
cara menghentikan urin sesaat saat BAK seminggu sekali
6) Anjurkan latihan selama 6-12 minggu
d. Kolaborasi
1) Kolaborasi rehabilitasi medik untuk mengukur kekuatan
kontraksi otot dasar panggul, jika perlu
8. Manajemen Cairan (I.03098)
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola keseimbangan
cairan dan mencegah komplikasi akibat ketidak seimbangan cairan
Tindakan
a. Observasi
1) Monitor status hidrasi (mis. Frekuensi nadi, kekuatan
nadi, akral, pengisian kapiler, kelembaban mukosa, turgor kulit, tekanan darah)
2) Monitor berat badan harian
3) Monitor berat badan sebelum dan sesudah dialysis
4) Monitor hasil pemeriksaan laboratorium (mis. Hematokrit,
Na, K, Cl, berat jenis urine, BUN)
5) Monitor status hemodinamik (mis. MAP, CVP, PAP,PCWP,
jika tersedia)
b. Terapeutik
1) Catat intake-output dan hitung balans cairan 24 jam
2) Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
3) Berikan cairan intravena, jika perlu
c. Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian diuretic, jika perlu
9. Manajemen hemodialisis ( I.03112)
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola
proses pembersihan darah dari zat – zat sampah melalui penyaringan di luar
tubuh
Tindakan
a. Observasi
1) Identifikasi tanda dan gejala serta kebutuhan
hemodialisis
2) Identifikasi kesiapan hemodialisis (mis. Tanda – tanda
vital, berat badan kering, kelebihan cairan, kontraindikasi pemberian heparin)
3) Monitor tanda vital, tanda – tanda perdarahan, respons
selama dialysis
4) Monitor tanda – tanda vital pasca hemodialisis
b. Terapeutik
1) Siapkan peralatan hemodialisis (mis. Bahan habis pakai,
blood line hemodialisis) lakukan prosedur disalisis dengan prinsip aseptiik
2) Atur filtrasi sesuai kebutuhan penarikan kelebihan
cairan
3) Atasi hipotensi selama proses dialysis
4) Hentikam hemodialisis jika mengalami kondisi yang
membahayankan (mis. Syok)
5) Ambil sample darah untuk mengevaluasi keefektifan
hemodialisis
c. Edukasi
1) Jelaskan tentang prosedur hemodialisis
2) Ajarkam pembatasan cairan, penganganan insomnia,
pencegahan infeksi akses HD
d. Kolaborasi
e. Kolaborasi pemberian heparin pada blood line, sesuai
indikasi
10. Manajemen Nesfrotomi ( I 04156)
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola
pengeluaran urine melalui akses selang dan nefron ginjal
Tindakan
a. Obeservasi
1) Monitor kepatenan selang
2) Monitor komplikasi pemasangan nefrostomi (mis.
Peradarahan, infeksi dan tanda abnormalitas nefrostomi (mis. Tidak ada urine,
nyeri asbdomen)
3) Monitor hasil pemeriksaan lanoratorium (mis. Fungsi
ginjal dan elektrolit
4) Monitor intake dan output cairan harian
b. Teraputik
1) Rawat daerah insersi sesuai prosedur
2) Lakukan irigasi nefrostomi, jika perlu
3) Kosongkan kantung nefrostomi jika telah 2/3 penuh
c. Edukasi
1) Jelaskan tanda – tanda obstruksi nefrostomi,
perdarahan dan infeksi
2) Ajarkan pasienn dan keluarga cara mengukur intake dan
output cairan
11. Manajemen Nyeri (I. 08238)
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola
pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan
atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat berintensitas ringan hingga
berat dan konstan.
Tindakan
a. Observasi
1) Identifikasi lokasi, karateristik durasi frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
2) Identifikasi skala nyeri
3) Indentifikasi respons nyeri non verbal
4) Indentifikasi factor yang memperberat dan memperingan
nyeri
5) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
6) Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
7) Indentifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas hidup
8) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
diberikan
9) monitor efek samping penggunaan analgetic
b. Terapeutik
1) berikan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupuntur, terapi music, biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, Teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi
bermain)
2) control lingkungan yang meperberat rasa nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
3) fasilitasi istirahat dan tidur
4) pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
c. Edukasi
1) Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
2) Jelaskan strategi meredakan nyeri
3) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4) Anjurkan menggunakan analgetic secara tepat
5) Ajarkan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
d. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian anlgetik, jika
perlu
12. Manajemen prolapsus uteri
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola
penurunan serviks uteri atau seluruh bagian uterus pada kanalis vagina
a. Observasi
1) Identifikasi riwayat Kesehatan oorgan reproduksi
2) Identifikasi riwayat kontraindikasi terapi pesarium
(mis. Infeksi pelvis, laserasi/luka, tidak patuh, endometriosis)
3) Perikasa bagian uterus yang keluar melalui vagina
4) Monitor tanda – tanda vital
b. Terapeutik
1) Berikan latihan otot panggul
c. Edukasi
1) Jelaskan tujuan dan prosedur Tindakan/ pembedahan
2) Jelaskan persiapan prosedur dan pasca pemasangan
pesarium dan pembedahan
3) Jelaskan pemenuhan kebutuhan seksual, jika perlu
d. Kolaborasi
1) Kolaborasi pemasangan pesarium, jika perlu
2) Kolaborasi Tindakan pembedahan (mis. Vetrofikasi,
histerktomi vagina, kolpektomi, operasi Manchester), jika perlu
13. Pemantauan Cairan
Definisi
Mengumpulkan dan menganalisisdata
terkait pengaturan dan keseimbangan cairan
Tindakan
a. Observasi
1) Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
2) Monitor frekuensi nafas
3) Monitor tekanan darah
4) Monitor berat badan
5) Monitor waktu pengisian kapiler
6) Monitor elastisitas atau turgor kulit
7) Monitor jumlah, warna dan berat jenis urine
8) Monitor kadar albumin dan protein total
9) Monitor hasil pemeriksaan serum (mis. Osmolaritas
serum, hematrokrit, natrium, kalium, BUN)
10) Monitor intake output cairan
11) Identifikasi tanda – tanda hypovolemia (mis. Frekuensi
nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah turun, tekanan nadi menyempit,
turgor kulit menurun, membrane mukosa kering, volume urine menurun, hematokrit
meningkat, haus, lemah, konsentrasi urine meningkat, berat badan menurun dalam
waktu singkat)
12) Identifikasi tanda – tanda hypervolemia (mis. Dispneu,
edema perifer, edema ansarka, JVP meningkat, CVP meningkat, refleks
hepatojugular positif, berat badan menurun dalam waktu singkat)
13) Identifikasi factor risiko ketidakseimbangan cairan
(mis. Prosedur pembedahan mayor, trauma/perdarahan, luka bakar, eferesiia,
obstruksi intestinal, peradangan pancreas, penyekit ginjal dan kelenjar, disfungsi
intestinal)
b. Terapeutik
1) Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi
pasien
2) Dokumentasikan hasil pementauan
3) Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
14. Pemberian Obat Intravena (I.02065)
Definisi
Menyiapkan dan memberikan agen
farmakologis melalui kateter intravena
Tindakan
a. Observasi
1) Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi dan
kontraindikasi obat
2) Verifikasi order obat sesuai denganj indikasi
3) Periksa tanggal kadaluarsa obat
4) Monitor tanda vital dan nilai laboratorium sebelum pemberian
obat, jika perlu
5) Monitor efek terapeutik obat
6) Monitor efek samping, toksisitas, dan interaksi obat
b. Terapeutik
1) Lakukan prinsip enam benar obat (pasien, obat, dosis,
rute, waktu, dokumentasi)
2) Pastikan ketepatan dan ke patenan kateter IV
3) Campurkan obat kedalam kantung, botol, atau buret
sesuai dengan kebutuhan
4) Berikan obat IV dengan kecepatan yang tepat
5) Tempelkan label keterangan nama obat dan dosis pada
waktu cairan IV
6) Gunakan mesin pompa untuk pemberian obat secara
kontinu, jika perlu
c. Edukasi
1) Jelaskan jenis obat, alas an pemberian, Tindakan yang
diharapkan dan efek samping sebelum pemberian
2) Jelaskan factor yang dapat meningkatkan dan menurunkan
efektifitas obat
15. Pencegahan infeksi (I.14539)
Definisi
Mengidentifikasi dan menurunkan
resiko terserang organisme patogenik
Tindakan
a. Observasi
1) Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik
b. Terapeutik
1) Batasi jumlah pengunjung
2) Berikan perawatan kulit pada area edema
3) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
dan lingkungan pasien
4) Pertahankan Teknik aspetik pada pasien berresiko
tinggi
c. Edukasi
1) Jelaskan tanda dan gejala infeksi
2) Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
3) Ajarkan etika batuk
4) Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka oprasi
5) Ajarkan meningkatkan asupan nutrisi
6) Ajarkan meningkatkan asupan cairan
d. Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian immunisasi, jika perlu
16. Pengontrolan Infeksi (I.14551)
Definisi
Mengendalikan penyebarab infeksi dan
perburukan komplikasi akibat infeksi
Tindakan
a. Observasi
1) Identifikasi pasien pasien yang mengalami penyakit
infeksi menular
b. Terapeutik
1) Terapkan kewaspadaan universal (mis. Cuci tangan
aseptic, gunakan alat pelindung diri, masker, sarung tangan, pelindung wajah,
pelindung mata, apron, sepatu bot)
2) Tempatkan pada ruang isolasi bertekanan negetif untuk
pasien dengan resiko penyebaran infeksi via droplet atau udara
3) Temapatkan pada ruang isolasi bertekanan positif untuk
pasien yang mengalami penurunan immunitas
4) Tempatkan pada ruangan isolasi yang bertekanan
negative untuk pasien yang beresiko penyebaran infeksi via droplet atau udara
5) Sterilisasi dan desinfeksi alat alat, furniture,
lantai, sesuai kebutuhan
6) Gunakan hepafilter pada area khusus (mis. Kamar
oprasi)
7) Berikan tanda khusus untuk pasien pasien dengan
penyakit menular
c. Edukasi
1) Ajarkan cara mencuci tangan dengan benas
2) Ajarkan etika batuk atau bersin
17. Perawatan Inkontinensia Urine (I.04163)
Definisi
Mengidentifikasi dan merawat pasien
yang mengalami pengeluaran urine secara involunter (tidak disadari)
Tindakan
a. Observasi
1) Identivikasi penyebab inkontinensia urine (mis.
Disfungsi neurologis, gangguan medulla spinalis, gangguan reflek destrusor,
obat obatan, usia, riwayat oprasi, gangguan fungus kognitif)
2) Identifikasi perasaan dan persepsi pasien ter hadap
inkontinensia urine yang di hadapinya
3) Monitor keefektifan obat, pembedahan dan terapi
modalitas berkemih
4) Monitor kebiasaan BAK
b. Terapeutik
1) Bersihkan genital dan kulit sekitar secara rutin
2) Berikan pujian atas keberhasilan mencegah
inkontinensia urine
3) Buat jadwal untuk konsumsi obat obatam diuretic
4) Ambil sampel urune untuk pemeriksaan urine lengkap
atau kultur
c. Edukasi
1) Jelaskan definisi, jenis inkontinensia urine, penyebab
inkontinensia urine
2) Jelaskan program penanganan inkontinensia urine
3) Jelaskan jenis pakaian dan lingkungan yang mendukung
proses berkemih
4) Anjurkan membatasi konsumsi cairan 2-3 jam menjelang
tidur
5) Ajarkan memantau cairan keluar dan masuk serta pola
eliminasi urine
6) Anjurkan minum minimal 1500cc/hari, jika tidak
kontraindikasi
7) Anjurkan menghindari kopi, minuman bersoda, the, dan
coklat
8) Anjurkan konsumsi buah dan sayuran untuk menghindari kostipasi
d. Kolaborasi
1) Rujuk ke ahli inkontensia urine
18. Perawatan Kateter Urine (I.04164)
Definisi
Mengidentifikasi dan merawat pasien
yang menjalani kateterisasi urine
Tindakan
a. Observasi
1) Monitor kepatenan kateter urine
2) Monitor tanda dan gejala infeksi saluran kemih
3) Monitor kebocoran kateter, selang dan kantung urine
4) Monitor tanda dan gejala obstruksi aliran urine
5) Monitor input dan output cairan (jumlah dan
karakteristik)
b. Terapeutik
1) Gunakan Teknik aseptic selama perawatan kateter urine
2) Pastikan selang kateter dan kantung urine terbebas
dari lipatan
3) Pastikan kantung urine diletakan dibawah ketinggian
kandung kemih dan tidak dilantai
4) Lakukan perawatan perineal (perineal hygiene) minimal
1 kali sehari
5) Lakukan irigasi rutin dengan cairan isotonic untuk
mencekah kolonisasi bakteri
6) Kosongkan kantung urine jika kantung urine sudah
terisi setengahnya
7) Ganti kateter dan kantung urine secara rutin sesuai
protocol atau sesuai indikasi
8) Lepaskan kateter urine sesuai kebutuhan
9) Jaga privasi selama melakukan Tindakan
c. Edukasi
1) Jelaskan tujuan, manfaat, prosedur dan resiko sebelum
pemasangan
19. Perawatan Pasca Persalinan (I.07225)
Definisi
Mengidentifikasi dan merawat ibu
segera setelah melahirkan sampai dengan enem minggu
Tindakan
a. Observasi
1) Monitor tanda tanda vitasl
2) Monitor keadaan luka (mis. Warna, jumlah, bau, bekuan)
3) Periksa perineum atau robekan (kemerahan, edema,
ekimosis, pengeluaran, penyatuan jahitan)
4) Monitor nyeri
5) Monitor status pencernaan
6) Monitor tanda homan
7) Identifikasi kemampuan ibu merawat bayi
8) Identifikasi adanya masalah adapatasi psikologis ibu
postspartum
b. Terapeutik
1) Kosongkan kandung kemih sebelum pemeriksaan
2) Massage fundus sampai kontraksi kuat, jika perlu
3) Dukung ibu untuk melakukan ambulasi dini
4) Berikan kenyaman pada ibu
5) Fasilitasi ibu berkemih secara normal
6) Fasilitasi ikatan tali kasih ibu dan bayi secara
optimal
7) Diskusikan kebutuhan aktifitas dan istirahat selama
masa post partum
8) Diskusikan tentang perubahan fisik dan psikollogis ibu
post partum
9) Diskusikan seksualitas masa postpartum
10) Diskusikan pengunaan alat kontrasepsi
c. Edukasi
1) Jelaskan tanda bahaya nifas pada ibu dan keluarga
2) Jelaskan pemeriksaan pada ibu dan bayi secara rutin
3) Ajarkan cara perawatan perineum yang tepat
4) Ajari ibu mengatasi nyeri secara nonfarmakologis (mis.
Teknik distraksi, imajinasi)
5) Ajari ibu cara mengurangi nasalah trombosis vena
d. Kolaborasi
1) Rujuk ke konselor laktasi, jika perlu
20. Perawatan
Perineum (I.07226)
Definisi
Melakukan Tindakan menjaga
integritas kulit perineum dan mengurangi ketidaknyamanan pada perineum
Tindakan
a. Observasi
1) Inspeksi insisi atau robekan perineum (mis.
episiotomi)
b. Terapeutik
1) Fasilitasi dalam membersihkan perineum
2) Pertahankan perineum tetap kering
3) Berikan posisi nyaman
4) Berikan kompres es jika perlu
5) Bersihkan area perineum secara teratur
6) Berikan pembalut yang menyerap cairan
c. Edukasi
1) Ajarkan pasien dan keluarga mengobservasi tanda
abnormal pada perineum (mis. Infeksi, kemerahan, pengeluaran cairan yang
abnormal)
d. Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian obat antiinflamasi, jika perlu
2) Pemberian obat analgetic, jika perlu
21. Perawatan Retensi Urine (I.04165)
Definisi
Mengidentifikasi dan meredakan
distensi kandung kemih
Tindakan
a. Observasi
1) Identifikasi penyebab retensi urine (mis. Peningkatan
tekanan uretra, kerusakan arkus reflek, disfungsi neurologis, efek agen
farmakologis)
2) Monitor efek agen farmakologis (mis. Atropine,
belladonna, psikotik, antihistamine, opiate, calcium channel blocker)
3) Monitor intake output cairan
4) Monitor tingkat distensi kandung kemih dengan
palpasi/perkusi
b. Terapeutik
1) Sediakan privasi untuk berkemih
2) Berikan ransangan berkemih (mis. Mengalirkan air
keran, membilas toilet, kompres dingin pada abdomen)
3) Lakukan manuver crede, jika perlu
4) Pasang kateter urine jika perlu
5) Fasilitasi berkemih dengan interval yang teratur
c. Edukasi
1) Jelaskan penyebab retansi urine
2) Anjurkan pasien atau keluarga mencatat output urine
3) Ajarkan cara melakukan ransangan berkemih
22. Perawatan Urostomi (I.04167)
Definisi
Mengidentifikasi dan merawat
Kesehatan pasien yang menjalani urostomy serta mencegah terjadinya komplikasi
Tindakan
a. Observasi
1) Periksa kondisi umum (mis. Kesadaran, tanda tanda
vitasl)
2) Periksa kondisi urostomy (mis. Waktu pembuatan
urostomy, jenis urostomy, karakteristik urostomy, komplikasi, karakteristik
urine)
3) Periksa kemampuan dan pengetahuan pasien terhadap
urostomy
b. Terapeutik
1) Siapkan peralatan, bahan bahan, dan ruangan Tindakan
jika perlu
2) Siapkan pasien, jaga privasi, dan bebaskan area
urostomy dari pakaian
3) Lakukan irigasi urostomy setiap 4-6 jam untuk mencegah
penumpukan mokus yang dapat menyumbat aliran urine
4) Gunakan 50-60cc
NaCl 0,9% atau aquadest untuk irigasi
5) Terapkan Teknik aseptic dan keamanan pasien selama
merawat urostomy
6) Bebaskan urostomy dari kantung sebelumnya
7) Bersihkan stoma dengan air bersih hangat dan sabun
8) Ukur stoma dengan pedoman pengukuran
9) Siapkan plate dan kantung stoma baru
10) Gunakan pasta atau powder sesuai kebutuhan
11) Pasang kantung dan plate stoma yang baru dan gasper,
jika perlu
c. Edukasi
1) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2) Ajarkan cara merawat stoma
3) Jelaskan tanda tanda perburukan urostomy dan distensi
kandung kemih
d. Kolaborasi
1) Kobaorasi jika terjadi herniasi, atropi atau
perburukan dari stoma
23. Reduksi Ansietas (I.09314)
Definisi
Meminimalkan kondisi individu dan
pengalaman subjektif terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat
antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan Tindakan untuk
menghadapi ancaman
Tindakan
a. Observasi
1) Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis.
Kondisi, waktu, stresor)
2) Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
3) Monitor tanda tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
b. Terapeutik
1) Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
kepercayaan
2) Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika
memungkinkan
3) Pahami situasi yang membuat ansietas
4) Dengarkan dengan penuh perhatian
5) Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan
6) Tempatkan barang pribadi yang meberikan kenyamanan
7) Motifasi mengidentifikasi situasi yang memicu
kecemasan
8) Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa
yang akan datang
c. Edukasi
1) Jelaskan prosedur termasuk sensasi yang mingkin
dialami
2) Informasikan secara factual mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
3) Anjurkan keluarga untuk tetap Bersama pasien, jika
perlu
4) Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif,
sesuai kebutuhan
5) Anjrkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
6) Latih kegiatan pengaliha untuk mengurangi keteganggan
7) Latih pengunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
8) Latih Teknik relaksasi
d. Kolaborasi
1) Kolaborasi penberian obat antiansietas, jika perlu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar